Minggu, 10 Maret 2013

KADO YANG TAK KAN TERTUKAR (judul yang masih terlalu halus)


Akhir-akhir ni, asrama berbunga-bunga. Mulai dari trend kerudung motiv bunga-bunga yang diminati, hingga hati pun yang berbunga-bunga. Hmmph…rada geli menceritakannya, tapi ana menemukan fenomena-fenomena yang luar biasa "menggelikan", dan sayangnya aku suka mengikut pada fenomena-fenomena tersebut (bisa disebut korban atau pelaku mungkin).
Tak dipungkiri bahwa muyul (kecenderungan) itu memang ada pada stiap sanubari wanita dan laki-laki juga ikhwan dan akhwat. Mereka tak dipungkiri merasakan fitroh atau gharizah yang sama. Ini dapat terjadi di banyak hal, bahkan mungkin setiap hal dimana laki-laki dan wanita melakukan suatu kegiatan bersama, ada pada suatu organisasi bersama. Bahkan itu tetap akan terjadi meskipun interaksi hanya terjadi melalui dunia maya semisal sms dsb.
Banyak dilema yang dirasakan oleh para pengemban dakwah dalam hal ini. Di satu sisi, pengemban dakwah harus fokus pada dakwahnya dan memimimalisir urusan perasaan nya, namun disisi lain ia terus bertemu dengan sosok-sosok yang membuatnya berkata."wow."
Okelah, suatu kewajaran yang lumrah jika seorang akhwat mendambakan seorang ikhwan yang terkenal akan syakhsiyyah islamnya, kedewasaannya, ketinggian ilmunya, kepemimpinannya,  manajemennya, humorisnya, ketampanannya dan banyak hal lain.
Tapi, apakah hal ini membuat 10 akhwat harus mengharapkan satu ikhwan yang memang sudah terlihat jelas itu?? Hmmpph,,,,lucu juga dilihatnya, merupakan hal bodoh sekali melakukan hal ini. Tapi jujur, ku juga pernah mengharapkan hal itu. Hehe….
 Tapi, jika akal warasku berkata, tak sepantasnya aku memikirkan seseorang yang belum jelas tesebut. Mungkin disini ia terlihat sebagai yang terhebat, tapi bisa jadi Allah akan mengirimkan seseorang yang jauuuuh lebih baik darinya namun kita belum pernah bertemu dengannya. Hum,,,,sungguh, sebenarnya aku tak begitu suka menulis hal seperti ini. Aku rada malas menunjukkan romantisme pada orang-orang umum yang belum jelas posisi dia seperti apa. Romantisme-romantisme selayaknya ditujukan jelas hanya pada orang-orang kita yang berhak akan hal itu.
Merupakan hal yang lucu bin ajaib jika ada sepasang "merpati" yang ingin sekali menikah namun tak melahirkan hal-hal yang seharusnya menjadi tujuan pernikahan. Menikah namun aqad diadakan secara sembunyi-sembunyi sehingga ia tak memperoleh doa dari para temannya ataupun sahabatnya. Saat menikahpun, mereka tak melakukan "hubungan" tersebut dikarenakan masih akan menjalankan perkuliahan hingga selesai, masih tinggal wajib di asrama dsb.
Satu hal yang membuatku terheran pada sosok-sosok ikhwan hanif, non hanif, ber ilmu tinggi maupun rendah yaitu dimana saat posisi mereka berada pada suatu hal yang tak boleh dilanggar namun melanggarnya tanpa alasan yang jelas. Khitbah bisa dijalankan setengah atau setahun kemudian dengan jaminan tak ada beban mengikat lainnya seperti aqad asrama dsb namun tak menjadi alternatif pilihan.
Pertanyaanku,"apakah mereka takut sang merpati akan terdahului diperoleh orang lain?" begitu pula denga sang akhwat, dalam posisinya yang tak memungkinkan, ia berkata,"ya." pertanyaanku,"apakah ia juga takut kesempatan tak kan datang dua kali?" atau bagaimana?"
Seorang yang sangat berarti bagiku, yaitu mama berkata,"Hanya Allah satu-satunya yang bisa mengabulkan keinginanmu, maka bertumpulah padaNya bukan pada manusia."

Melihat beberapa kasus yang terjadi di suatu negeri antah berantah. Dimana suatu kampus berasrama tak membolehkan mahasiswanya untuk menikah dulu sebelum lulus. Lalu datanglah orang-orang "pemberani" untuk mengkhitbah seorang akhwat yang masih terikat aqad tersebut. Banyak orang yang memperjuangkan hal ini beralasan bahwa menikah adalah hal "wajib" dan melarangnya adalah suatu kebijakan yang aneh. Ehem! Silahkan dicerna dulu wahai kawan! Suatu kebijakan dibuat untuk menciptakan suatu keadaan menjadi teratur dan sistemik. Suatu peraturan dibuat untuk mengantisipasi maupun menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang akan maupun sedang muncul. Jika dilihat secara cermat tentang peraturan "aneh" ini, maka akan kita temukan bahwa hal ini merupakan hal yang sangat wajar! Kampus tercinta kita ini ialah kampus dimana hidup komunitas pengemban dakwah yang hebat. Dan asal tahu saja, dinamika kehidupan para aktivis tu sudah terbaca. Salah satu nya ialah mereka ingin menikah cepat! Yup, ini wajar sekali….karena mereka telah memahami bagaimana keutamaan menyempurnakan setengah dien ini di mata Allah. Apalagi keinginan yang sangat pastinya pada setiap sanubari akhwat untk bersegera mungkin menjaga diri dan melahirkan serta mendidik generasi-generasi pejuang tangguh nantinya. Dalam sudut pandang ini, kita bisa melihat bahwa menikah tentu adalah hal yang mulia, indah dan tentu dihalalkan!! Namun kawan,,,kita masih harus melihat dari sudut pandang lain dimana kini kita di dalamnya. Yaitu sudut pandang kampus  yang sangat memahami dinamika para aktivis dakwah ini. Kita memahami tentu bahwa kampus ini tak sekedar kampus, namun juga ada asrama para mahasiswa yang ditujukan menciptakan kader-kader ekonomi syarah yang konsen pada ekonomi syariah dan dakwah islam. Di dalamnya ada pembinaan intelektual, ilmu alat, bahasa arab, kepemimpinan, kedisiplinan, kemandirian dll. Lalu, bayangkan saja jika tak ada peraturan larangan menikah di sini,,,apakah sistem pengkaderan pakar ekoomi syariah ini akan berjalan??? Terlalu egois orang-orang yang menghujat kampus hanya karena masalah ri'ayah ini hanya karena "kebelet" mau nikah.
Padahal sebenarnya ini adalah hal yang simple, sederhana dan mudah. Yang pertama, tak ada paksaan bagi mahasiswa mahasiswi yang menandatangani akad larangan menikah ini pada awalnya. Maka, jika ia tak sepakat..ia bisa meninggalkannya. Jika di tengah jalan tiba-tiba ada perubahan niat pada dirinya, ia tinggal memilih lagi, pertama: konsekuensi mengundurkan diri dari kampus lalu menikah atau yang kedua: menerobos akad yang sebenarnya malah menunjukkan ketidak konsistenannya pada akad yang ia tanda tangani sendiri.
Dan alasan klise sekali jika memperjuangkan hal ini mati-matian sedangkan hukum menikah baginya pun belum jelas. Ada 2 pilihan bagi mereka: jika hukum menikah baginya adalah WAJIB, maka ia tinggal melakukan pernikahan dan mengundurkan diri dari kampus. Ke2, jika hukum baginya masih mubah atau bahkan makruh dan haram, maka khitbah bisa ia tolak saat itu juga. Sungguh egois jika menginginkan menikah, namun juga masih menginginkan berkuliah! Manja kusebut.. Seolah putri sejagad yang harus dituruti semua keinginannya. Karena tentu hal "kecil" ini akan merusak sistem yang ada. Dan sungguh egois dan klise jika baru mencari tahu tentang "penerobosan akad" , mencari dalil-dalilnya saat sudah "ingin" menikah. Mengapa tak mencari tahu dulu perihal akad ini dan dalil-dalil "penerobosannya" lalu mengajukan khitbah saat semua sudah "clear",,,,sungguh amat terkesan "bonek," bukan sikap yang dewasa dan bijaksana. Apalagi menjadikan hal ini sebagai salah satu alasan "sempat" tak fokus pada urusan amanah organisasi. Ckckck….cliche….
Wahai akhwaatii,,,,kado tak kan tertukar! Never! Allah yang sudah mengatur kado-kado tersebut untuk kita. Kisah percintaan sahabat pun bisa kita ambil hikmahnya. Ternyata, jodoh yang terbaik kadang malah datang bukan dari yang kita pilih sendiri.

Ada lagi beberapa hal yang aku soroti, perubahan penampilan seringkali menandakan bahwa ada hati yang sedang "berbunga." :). Sbagai seorang akhwat, juga sebagai seorang ikhwan….sudah tentu wajar jika memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Namun, hal ini dapat dihindari dengan menjaga seketat mungkin interaksi yang ada. Karena ternyata peremehan sedikit saja akan hal ini akan berdampak cukup signifikan.

Lalu, manakah wanita super solihah yang memiliki penjagaan luar biasa dari nya?? Tentu tak mudah. :)

Kado tak kan tertukar,,,jadi jangan takut sayang…

Nb: hal yang sedang ku takutkan nanti akan terjadi adalah pada KKN!!!
Lindungi kami Ya Allah… T.T


*dikutip dari beberapa kisah nyata :)
*ditulis sejak tanggal 25 februari 2013 dan disempurnakan pada tanggal 11 maret 2013
*publikasi telah diijinkan oleh beberapa yang bersangkutan :D

Selasa, 27 November 2012

Siti "Oprek-Oprek"

Ini kisah seseorang (baca: sekelompok/sejenis) bernama Siti yang sangat gadhul bashor. Tw Gadhul Bashar? Gadhul Bashar singkatnya tunduk pandangan. jadi...Siti nih adalah seorang yang nunduuk terus kerjaannya. Entah karena benar2 gadhul bashar untuk menjaga diri, hobby, lehernya sakit, atau lainnya. Jadi, sehari-hari kerjaan si Siti menundukkan pandangan. Di kelas yang seharusnya fikus pada dosen dan papan tulis,,,dia gadhul bashar, di rapat koordinasi yang seharusnya fokus pada pembahasan dan ikut berpendapat memberikan solusi dan msukan,,,ia gadhul bashar, bangun tidur,,,begitu lagi, baru duduk di kelas,,,,begitu lagi, di acara seminar atau bahkan pengajian,,,begitu lagi. Mungkin Siti tak gadhul bashar hanya saat makan, nyupir, ngobrol dengan teman-temannya atau pas depan lap top. Oohhh..Sungguuh...Sitiii...Sitii....! Kerjaanmu hanya oprek-oprek android tercintamu itu! Sudah lupakah kau akan duniamu wahai Siti? Sudah lupakah kau peranmu di dunia jauh lebih penting daripada dunia Oprek-Oprekmu??? OOOh.........Siti! Tak tahu kah kau bahwa aku sangat muak melihat mu begitu?? sayaaang sekali..

Minggu, 18 November 2012

Akhwat Seatap dengan Ikhwan?

hum....inilah yang mereka rasakan......
Hidup bagai satu atap dengan lawan jenisnya. Bagi Akhwat lainnya di luar sana,,mereka patut bersyukur bisa menjaga diri mereka jauh lebih baik dari mereka yang satu atap itu. Itulah kami...para santri di bukit antah berantah yang tinggal berdampingan sekaligus bertetangga dekat denga para Ikhwan...(bahkan mereka tetangga terdekat satu-satunya bagi kami.) Bayangkan saja!! paling tidak dalam sehari kami akan berpapasan dengan mereka 5-10 kali! Mulai dari berangkat dan pulang kuliah, berangkat dan pulang kajian, berangkat dan pulang dari shalat jama'ah di masjid, mau ke parkiran, mau Halaqoh...... Aaarrghh..! melelahkan...trus,,bagaimana kami mudah menjaga diri kami dari pandangan, interaksi dsb? Belum lagi ditambah saat rapat koordinasi ini itulah...sedikit banyak satu sama lain pasti akan memperlihatkan sifat aslinya baiksengaja maupun tidak.
Dalam kehidupan normal, seorang Ikhwan akan sangat menghormati Akhwat..dan Akhwat akan sangat menjaga dan terkagum pada para Ikhwan karena 'penjagaannya.' Namun di tempat ini sungguh luar bisa berbeda. Para Ikhwan telah tercoreng mukanya di hadapan para Akhwat. Begitu pula para akhwat telah tercoreng mukanya di hadapan para khwan. Dimana normalnya mereka saling menghormati,,disini malah saling mencerca. Begitulah, kadang lucu melihatnya... :).
Ada perang dingin antara Ikhwan dan Akhwat di tempat ini...

hum...lebih lucunya lagi......para Akhwat banyak yang berkomitmen untuk tidak menikah dengan para Ikhwan di bukit antah berantah tersebut. Dan hal itu dikarenakan sikap mereka yang amat buruk dan telah terlihat di depan mata para Akhwat semua (dan begitu pula sebaliknya.. :)
Tapi ..jika kupikir sekali lagi,,,bisa saja Ikhwan dan Akhwat di luar sana tak jauh berbeda dengan kami(wah..politik pencitraan yang buruk...tolong tidak digeneralisir..). Mungkin kami memandang para Akhwat dan Ikhwan di luar sana sungguh luar biasa hanif dikarenakan kami tidak tahu bentuk mereka sebenarnya! Kondisi ini bisa membawa pada hal positif,,dimana kami sama-sama mengetahui kejelekan satu sama lain. Haha! Itulah hikmah 'tinggal seatap.' :D

NB: silahkan beri masukannya...karena ini hanya curcolan letusan2 pikiran yang muncul. Penulis pun tak sepenuhnya meyakini kebenaran pendapatnya. So, share your opinion! :) Thanks

Kamis, 15 November 2012

ahasibtum an tadkhuluu jannah??!

Sore yang indah ini kami berempat di bawah atap yang belum jadi di kampus pemondokan tercinta itu melakukan banyak perbincangan penting mengenai bebrapa kegiatan. Dan ternyata kali ini kami juga membahas masalah yang sangat ingin kami selesaikan tapi menurut ana pribadi tak kan pernah terselesaikan hingga kiamat nanti. :)
masalah pergaulan antar lawan jenis.... -_- yang bikin sedikit kecewa..seorang ustadz yang memiliki performance luar biasa melakukan sebuah hal remeh temeh yang membuat dunia santriwatinya terguncang ke ilfil an. haha!! entah ilfil karena kecewa akan penurunan ke wara'an beliau atauuww ilfil karena jealous!! hem..2..lucu deh! ^-
yaaah...masalah ini amat mencekam!! em....banyak strategi penyadaran yng kami susun....serta greget yang entah akan disalurkan kemana atau bahkan memilih untuk cuek karena malas membicarakan hal yang tak sepantasnya dibahas oleh pejuang dunia. :)

kami akhiri perbincangan strategis ini dengan bacaan istighfar dan kafarotul majlis..lalu turunlah kami ke lantai bawah.
em.kebetulan ana turun paling terakhir. DAn.............ada gaung suara dari sebuah ruangan di lantai atas. em,,,ternyata bersuara seperti teriakan2 komitmen. Pertama di teriakkan dengan Bahasa Arab,lalu dilanjutkan dengan penerjemahannya dengan Bahasa Indonesia. waaaw.................sepertinya itu sebuah sumpah.
em...kondisi ini sangat kontras dengan pembahasan kami tadi. Membuatku berkata di dalam hati,"Kira-kira, apakah orang-orang yang melakukan 'sumpah' tersebut akan melakukan pelanggaran ijtima'i? Seharusnya itu tak terjadi." em...karena ternyata pengemban dakwah juga manusia yang lemah yang sempat beberapa kali tak sengaja ditemukan sebagai tersangka bahkan pelaku tindak kriminalitas ijtima'i ini juga. maka wajar ada rasa heran yang tiba2 muncul.
Sebagaimana juga kontras dengan orang-orang yang baru pulang dari bermain sepak bola dengan membuka sedikit aurat lututnya..haha,,gak jaman!
hahaha! WAhai semuanyaa...baik Anda yang berQosam, bahkan Anda yang sengaja mempertontnkan aurat........,"Ahasibtum an tadkhulul jannah??"

Jumat, 09 November 2012

Betapapun menjengkelkan...hati tak bisa bohong

Ada suatu kondisi dimana kita sedang merasa sangat jengkel pada teman-teman, sahabat maupun organisasi kita. Seringkali kita berceloteh sendiri di dalam hati kita dan merencanakan banyak rencana busuk untuk membalas dendam. "Aku berjanji tak akan mau main lagi dengannya!" "Memandang wajahnya pun tak sudi!" "Aku akan marah di forum rapat nanti! Semua orang bekerja tidak baik!" Mungkin itu semua beberapa celetukan dalam hati yang sering kita ucapkan. Namun juga lucunya, seringkali rencana tersebut tak terjalankan. Komitmen untuk tidak main lagi dengannya, tak peduli dengannya, mau marah di forum....malah terjadi kebalikannya. Bagaimanapun mereka, kita selalu membutuhkannya. Bagaimanapun sudah disakiti, jika sesuatu terjadi dengan mereka, tak bisa untuk tidak perduli. Sering memperkuat diri sendiri untuk tak perduli,"Sudah, mudah untuk tak pedulikan mereka. Mereka baik-baik saja." Baru sedetik mengatakan itu, lalu kita mendengar sesuatu terjadi dengan mereka cukup membuat kita lari menuju teman kita dan menengoknya. Yah....mungkin 'pembalasan dendam' itu akan kita lanjutkan esok. :)

Rabu, 17 Oktober 2012

Generasi Ikhwan Loyo

em....bukannya mau menjelek-jelekkan manusia berjenis 'ikhwan' ini.
em....bukannya mau menghancurkan nama baik 'ikhwan' yang suka dikaitin ma 'alim', 'sholih' dan 'ideologis' ini..
namun, apalah daya...Ratu Curcol mau ngomong....hehe........ :-3

"jaaan...jaaan....(khas Yogya), arek-arek iki...(khas arema) ra tau konek! gak tanggap! individualis! lemoot....gurune gak direken.....,"tukas Ratu Ngeyel di dalam hati saat mata kuliah dengan dosen imut nan baik hati plus super sabar ni..
heran deeeh.....ko gak malu,,,dah tahu sanga dosen lagi butuh marker, lagi butuh mikrofon, lagi butuh ini itu,,,namun....tak satupun yang menanggapi. mirip dengan keadaan pada kampus2 sekuler, pragmatis, individualis nan materialistis di seberang sono.
ckckck..padahal...betapa kampusku ni nan damai, nan ga da duit, nan punya dosen sabar2 dan kaya hati. laaah..dah tahu ni dosen imut jauh-jauh dari kota seberang wat ngajar di kampus kecil ni dengan kesungguhan hati...tapi kok para Mahasiswa yang ngakunya "Ikhwan" ni malah do nothing wat beliau. gregetaaaan si Ratu Ngeyel dan sahabatnya melihat tingkah mereka! nafsiah dan aqliah telah terpisah...jauuh......
maka dari itu, saya launch kan sebutan baru wat mereka.....GEnLOy ...."Generasi Ikhwan Loyo."

Senin, 08 Oktober 2012

Keterkaitan dakwah penegakan khilafah sebagai konsekuensi tauhid umat Muslim


Banyak wacana yang muncul dari beberapa kelompok yang begtu menyuarakan penegakan Khilafah dalam opini-opininya. Adapun beberapa kelompok yang bisa dibilang kurang sepakat dengan penyuaraan-penyuaraan tersebut dan lebih condong memfokuskan pada dakwah Tauhid. Sebenarnya perbedaan-perbedaan ini adalah hal yang wajar dan masih diperbolehkan dalam Islam selama masih berada dalam koridor Islam. Tidak seharusnya perbedaan-perbedaan ini membuat umat Muslim saling mencemooh bahkan mengkafirkan saudaranya sendiri yang semuslim. Karena secara tidak sadar kita telah terjebak pada upaya-upaya orang kafir yang ingin memecah belah kesatuan umat Muslim. Sudah seharusnya  kita mempertahankan apa-apa yang kita yakini dengan memperjuangkannya. Tidak perlu kita menjatuhkan argumen-argumen lain yang tidak sesuai dengan yang kita pahami dengan perbuatan atau kata-kata yang tidak ma'ruf. Disini sebenarnya hanya akan menjelaskan bahwa dakwah kepada penegakan Khilafah adalah buah dari ke Tauhidan seorang Muslim dan tidak perlu ada hal yang perlu dijatuhkan atau diperdebatkan. Sedangkan Khilafah adalah janji Allah yang akan tegak walaupun tanpa kita yang memperjuangkannya.

 AHAMMIYATUL  AQIDAH(pentingnya Aqidah)
Aqidah adalah hal yang paling penting dan mendasar bagi kebangkitan manusia. Khususnya umat Muslim.  Kita dapat melihat  saat ini begitu banyak umat Muslim yang  belum memahami islam secara keseluruhannya. Banyak dari umat Muslim yang keIslamannya bisa dibilang masih ''Islam KTP'' atau "Islam kebetulan." hal tersebut bsa dibilang karena dalam pengakuan mereka adalah sebagai orang Muslm, tetapi apabila kita lihat bagaimana slam mengatur hdupnya, hanya diambil sebagian kecilnya saja. Selain itu banyak Muslim yagn berhasil  dimurtadkan oleh kaum misionaris dengan mudahnya. Ini membuktikan bahwa oarang-orang tersebut  belum memiliki ikatan ('aqoda-ya'qidu-aqidatan) yang mengikatnya secara keseluruhan. Atau bisa dibilang mereka belum menemukan atau memahami  aqidah yang mereka anut. Sehingga dengan amat mudahnya mereka melepaskan keIslaman tersebut dari dirinya. Selama ini Islam hanya digunakan sebagai asesoris belaka yang kapanpun bisa dipakai dan ditanggalkan. Yang tidak kalah menyedihkan juga adalah bagaimana mayoritas manusia di dunia bahkan "umat yang mengaku" muslimpun menyepakati bahwa semua agama adalah benar.