Rabu, 17 Oktober 2012

Generasi Ikhwan Loyo

em....bukannya mau menjelek-jelekkan manusia berjenis 'ikhwan' ini.
em....bukannya mau menghancurkan nama baik 'ikhwan' yang suka dikaitin ma 'alim', 'sholih' dan 'ideologis' ini..
namun, apalah daya...Ratu Curcol mau ngomong....hehe........ :-3

"jaaan...jaaan....(khas Yogya), arek-arek iki...(khas arema) ra tau konek! gak tanggap! individualis! lemoot....gurune gak direken.....,"tukas Ratu Ngeyel di dalam hati saat mata kuliah dengan dosen imut nan baik hati plus super sabar ni..
heran deeeh.....ko gak malu,,,dah tahu sanga dosen lagi butuh marker, lagi butuh mikrofon, lagi butuh ini itu,,,namun....tak satupun yang menanggapi. mirip dengan keadaan pada kampus2 sekuler, pragmatis, individualis nan materialistis di seberang sono.
ckckck..padahal...betapa kampusku ni nan damai, nan ga da duit, nan punya dosen sabar2 dan kaya hati. laaah..dah tahu ni dosen imut jauh-jauh dari kota seberang wat ngajar di kampus kecil ni dengan kesungguhan hati...tapi kok para Mahasiswa yang ngakunya "Ikhwan" ni malah do nothing wat beliau. gregetaaaan si Ratu Ngeyel dan sahabatnya melihat tingkah mereka! nafsiah dan aqliah telah terpisah...jauuh......
maka dari itu, saya launch kan sebutan baru wat mereka.....GEnLOy ...."Generasi Ikhwan Loyo."

Senin, 08 Oktober 2012

Keterkaitan dakwah penegakan khilafah sebagai konsekuensi tauhid umat Muslim


Banyak wacana yang muncul dari beberapa kelompok yang begtu menyuarakan penegakan Khilafah dalam opini-opininya. Adapun beberapa kelompok yang bisa dibilang kurang sepakat dengan penyuaraan-penyuaraan tersebut dan lebih condong memfokuskan pada dakwah Tauhid. Sebenarnya perbedaan-perbedaan ini adalah hal yang wajar dan masih diperbolehkan dalam Islam selama masih berada dalam koridor Islam. Tidak seharusnya perbedaan-perbedaan ini membuat umat Muslim saling mencemooh bahkan mengkafirkan saudaranya sendiri yang semuslim. Karena secara tidak sadar kita telah terjebak pada upaya-upaya orang kafir yang ingin memecah belah kesatuan umat Muslim. Sudah seharusnya  kita mempertahankan apa-apa yang kita yakini dengan memperjuangkannya. Tidak perlu kita menjatuhkan argumen-argumen lain yang tidak sesuai dengan yang kita pahami dengan perbuatan atau kata-kata yang tidak ma'ruf. Disini sebenarnya hanya akan menjelaskan bahwa dakwah kepada penegakan Khilafah adalah buah dari ke Tauhidan seorang Muslim dan tidak perlu ada hal yang perlu dijatuhkan atau diperdebatkan. Sedangkan Khilafah adalah janji Allah yang akan tegak walaupun tanpa kita yang memperjuangkannya.

 AHAMMIYATUL  AQIDAH(pentingnya Aqidah)
Aqidah adalah hal yang paling penting dan mendasar bagi kebangkitan manusia. Khususnya umat Muslim.  Kita dapat melihat  saat ini begitu banyak umat Muslim yang  belum memahami islam secara keseluruhannya. Banyak dari umat Muslim yang keIslamannya bisa dibilang masih ''Islam KTP'' atau "Islam kebetulan." hal tersebut bsa dibilang karena dalam pengakuan mereka adalah sebagai orang Muslm, tetapi apabila kita lihat bagaimana slam mengatur hdupnya, hanya diambil sebagian kecilnya saja. Selain itu banyak Muslim yagn berhasil  dimurtadkan oleh kaum misionaris dengan mudahnya. Ini membuktikan bahwa oarang-orang tersebut  belum memiliki ikatan ('aqoda-ya'qidu-aqidatan) yang mengikatnya secara keseluruhan. Atau bisa dibilang mereka belum menemukan atau memahami  aqidah yang mereka anut. Sehingga dengan amat mudahnya mereka melepaskan keIslaman tersebut dari dirinya. Selama ini Islam hanya digunakan sebagai asesoris belaka yang kapanpun bisa dipakai dan ditanggalkan. Yang tidak kalah menyedihkan juga adalah bagaimana mayoritas manusia di dunia bahkan "umat yang mengaku" muslimpun menyepakati bahwa semua agama adalah benar.

"Agama tu cukup gw ma Allah yang tau…???"


   Apabila kita melihat situasi masyarakat sekarang yang notabene hidup dalam sistem sekuler ini, kita mendapati gaya hidup yang tidak bisa kita sebut sebagai "Islam" tetapi kadang  juga tidak dapat disebut sebagai kafir atau sebagainya. Salah satu contoh dalam keseharian kita, yaitu saat seorang wanita Muslimah menjalani aktivitasnya yang umum dilakukan oleh orang-orang pada "umumnya." yang paling dominan terjadi pada masyarakat Muslim wanita saat ini khususnya yaitu bagaimana cara mereka berpakaian atau berpenampilan. Seorang Muslimah yang "seharusnya" menutup auratnya saat berada di lingkungan umum, kita dapati malah menjadi hal yang lumrah apabila menggunakan pakaian minim tanpa kerudung dan berjalan dengan santainya di khalayak ramai. Anak-anak SMU yang tentunya sudah baligh dan memiliki kewajiban untuk menutup auratnya kita dapati malah sibuk memburu model baju terbaru dan model rambut ter up date. Yah,hal yang seharusnya menjadi kewajaran dalam Islam malah menjadi keanehan. Dan hal yang seharusnya menjadi keanehan bahkan terlarang dalam Islam malah menjadi hal yang wajar saja adanya bahkan aneh atas ketiadaanya. Dunia benar-benar sudah TERBALIK! "Ada yang tidak setuju dengan fakta ini?" Mayoritas masyarakat khususnya kaum Muslim telah berkepribadian ganda. Di satu sisi ia menunjukkan ke Islamannya, di sisi lain ia bertingkah layaknya bukan seorang Muslim. Seperti yang terjadi pada artis-artis kita saat ini. Saat musim Haji atau Bulan Ramadhan tiba,, mereka menunjukkan simbol-simbol atau ciri-ciri ke Islaman mereka. Dan setiap orang yang memandang atau melihatnya pasti yakin akan ke Islaman  "statusnya." Di lain hal, seperti disaat mereka beracting di sebuah film atau "bermain" di atas panggung pementasan kita mendapati suatu keadaan dimana ia berpenampilan bukan layaknya seorang Muslim. Kejanggalan-kejanggalan perilaku ini terjadi pada mayoritas kaum Muslim yang belum menjadikan Aqidah Islamiyyah sebagai landasan dalam melakukan segala perbuatan.
Saat kita menanyakan kejanggalan hal ini, maka mereka akan menjawab,
"Agama tu cukup gw ma Allah yang tau. Ga perlu gw tunjuk-tunjukin yang penting hati gw beriman! Dan gw bangga atas keIslaman gw tersebut!"
Selesai..
Nah! Apakah benar statement ini? Dalam kitab Syaksiyyah Islamiyyah disebutkan bahwa  sebenarnya adanya kejanggalan di dalam perilaku seorang muslim tidak sampai mengeluarkannya dari kepribadiannya yang Islami. Itu karena kadangkala seseorang lengah sehingga meninggalkan ikatan
mafahim dengan akidahnya; atau kadangkala dia tidak mengetahui bahwa mafahimnya itu bertentangan dengan akidahnya atau dengan keberadaannya sebagai pribadi yang Islami; atau setan tengah menguasai hatinya, sehingga perbuatannya bertentangan dengan akidahnya. Pada kondisi ini dia melakukan perbuatan yang bertentangan dengan akidahnya; atau kontradiktif dengan sifatnya sebagai
seorang muslim yang terikat dengan agamanya; atau bertentangan dengan perintah dan larangan Allah Swt. Seluruh perbuatan ataupun sebagiannya itu dilakukan, akan tetapi dia tetap masih memeluk akidah
Islam dan menjadikannya sebagai asas dalam berpikir dan muyulnya (kecenderungan).
     
Meskipun demikian bukan berarti boleh melanggar perintah dan larangan Allah. Satu perkara yang tidak bisa di ragukan lagi adalah bahwa melanggar dan membenci (segala perintah dan larangan Allahpen)
haram hukumnya. Ini bukan berarti orang yang memiliki kepribadian Islam boleh bertentangan dengan sifat-sifat seorang muslim yang berpegang teguh dengan agamanya dalam pembentukan
kepribadian Islam. Yang perlu ditekankan adalah bahwa kaum Muslim itu adalah manusia. Itu adalah kepribadian Islam yang dimiliki manusia biasa bukan malaikat. Jadi, apabila manusia itu bersalah maka
perlakukanlah dia sesuai dengan hukum-hukum Allah berupa pemberian sanksi terhadap kesalahannya jika termasuk dalam perkara yang harus diberikan sanksi. Dengan demikian bukan berarti bahwa
mereka tidak memiliki syakhshiyah Islam lagi.

Dan Islam bukanlah sekedar agama yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, namun Islam juga adalah sebagai ideologi yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri maupun dengan oranglain. Maka, keimanan ini harus jelas ditunjukkan secara nyata. Karena hukum syara' menghukumi yang dhahir. B ukan semata-mata karena sudah cukup merasa beriman saja maka tidak perlu menutup aurat dsb. Bahkan jika memang benar-benar beriman, maka seharusnya tak ragu lagi untuk mengamalkan apa-apa yang diperintahkanNya.
Memang ini adalah salah satu akibat mengakarnya kehidupan sekularisme. Kehidupan dimana manusia memisahkan antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Dalam keduniaan, ia melakukan hal-hal "dunia" saja tanpa terikat dengan aturan Tuhan. Dan urusan akhirat dia selesaikan "berdua" saja dengaNya. Yang dimaksud Ibadah adalah dimanapun dan kapanpun kita tetap terikat pada Alllah. Ada "idraak sillah billah." yaitu perasaan bahwa kita tetap berhubungan dengan Allah setiap waktu. Maka kita akan mengikatkan setiap kegiatan kita pada aturan Allah.

Islam amatlah berbeda dengan agama lainnya. Islam amatlah istimewa, karena ia bukan hanya agama namun juga ideologi. Berbeda dengan agama lain yang hanya berdiri sebagai "agama" dan bukan ideologi. Ini dapat dibuktikan dengan adanya Sistem Politik Islam dan tidak adanya Sistem olitik Nasrani. Adanya Sistem Ekonomi Islam namun tak ada Sistem Ekonomi Katholik. Adanya Sistem Pendidikan Islam dan tak adanya Sistem Pendidikan Hindu. Inilah sempurnanya Islam. "inna ad diina 'inda Allaah al Islaamu." sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam.  Tak perlu diragukan lagi.