Apabila kita melihat situasi masyarakat
sekarang yang notabene hidup dalam sistem sekuler ini, kita mendapati gaya
hidup yang tidak bisa kita sebut sebagai "Islam" tetapi kadang juga tidak dapat disebut sebagai kafir atau
sebagainya. Salah satu contoh dalam keseharian kita, yaitu saat seorang wanita
Muslimah menjalani aktivitasnya yang umum dilakukan oleh orang-orang pada
"umumnya." yang paling dominan terjadi pada masyarakat Muslim wanita
saat ini khususnya yaitu bagaimana cara mereka berpakaian atau berpenampilan.
Seorang Muslimah yang "seharusnya" menutup auratnya saat berada di
lingkungan umum, kita dapati malah menjadi hal yang lumrah apabila menggunakan
pakaian minim tanpa kerudung dan berjalan dengan santainya di khalayak ramai.
Anak-anak SMU yang tentunya sudah baligh dan memiliki kewajiban untuk menutup
auratnya kita dapati malah sibuk memburu model baju terbaru dan model rambut
ter up date. Yah,hal yang seharusnya menjadi kewajaran dalam Islam malah
menjadi keanehan. Dan hal yang seharusnya menjadi keanehan bahkan terlarang
dalam Islam malah menjadi hal yang wajar saja adanya bahkan aneh atas
ketiadaanya. Dunia benar-benar sudah TERBALIK! "Ada yang tidak setuju
dengan fakta ini?" Mayoritas masyarakat khususnya kaum Muslim telah
berkepribadian ganda. Di satu sisi ia menunjukkan ke Islamannya, di sisi lain
ia bertingkah layaknya bukan seorang Muslim. Seperti yang terjadi pada
artis-artis kita saat ini. Saat musim Haji atau Bulan Ramadhan tiba,, mereka
menunjukkan simbol-simbol atau ciri-ciri ke Islaman mereka. Dan setiap orang
yang memandang atau melihatnya pasti yakin akan ke Islaman "statusnya." Di lain hal, seperti
disaat mereka beracting di sebuah film atau "bermain" di atas
panggung pementasan kita mendapati suatu keadaan dimana ia berpenampilan bukan
layaknya seorang Muslim. Kejanggalan-kejanggalan perilaku ini terjadi pada
mayoritas kaum Muslim yang belum menjadikan Aqidah Islamiyyah sebagai landasan
dalam melakukan segala perbuatan.
Saat kita
menanyakan kejanggalan hal ini, maka mereka akan menjawab,
"Agama
tu cukup gw ma Allah yang tau. Ga perlu gw tunjuk-tunjukin yang penting hati gw
beriman! Dan gw bangga atas keIslaman gw tersebut!"
Selesai..
Nah!
Apakah benar statement ini? Dalam kitab Syaksiyyah Islamiyyah disebutkan
bahwa sebenarnya adanya kejanggalan di
dalam perilaku seorang muslim tidak sampai mengeluarkannya dari kepribadiannya
yang Islami. Itu karena kadangkala seseorang lengah sehingga meninggalkan
ikatan
mafahim
dengan akidahnya; atau kadangkala dia tidak mengetahui bahwa mafahimnya itu
bertentangan dengan akidahnya atau dengan keberadaannya sebagai pribadi yang
Islami; atau setan tengah menguasai hatinya, sehingga perbuatannya bertentangan
dengan akidahnya. Pada kondisi ini dia melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan akidahnya; atau kontradiktif dengan sifatnya sebagai
seorang
muslim yang terikat dengan agamanya; atau bertentangan dengan perintah dan
larangan Allah Swt. Seluruh perbuatan ataupun sebagiannya itu dilakukan, akan
tetapi dia tetap masih memeluk akidah
Islam dan
menjadikannya sebagai asas dalam berpikir dan muyulnya (kecenderungan).
Meskipun
demikian bukan berarti boleh melanggar perintah dan larangan Allah. Satu
perkara yang tidak bisa di ragukan lagi adalah bahwa melanggar dan membenci
(segala perintah dan larangan Allahpen)
haram
hukumnya. Ini bukan berarti orang yang memiliki kepribadian Islam boleh
bertentangan dengan sifat-sifat seorang muslim yang berpegang teguh dengan
agamanya dalam pembentukan
kepribadian
Islam. Yang perlu ditekankan adalah bahwa kaum Muslim itu adalah manusia. Itu
adalah kepribadian Islam yang dimiliki manusia biasa bukan malaikat. Jadi,
apabila manusia itu bersalah maka
perlakukanlah
dia sesuai dengan hukum-hukum Allah berupa pemberian sanksi terhadap
kesalahannya jika termasuk dalam perkara yang harus diberikan sanksi. Dengan
demikian bukan berarti bahwa
mereka
tidak memiliki syakhshiyah Islam lagi.
Dan Islam
bukanlah sekedar agama yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya,
namun Islam juga adalah sebagai ideologi yang mengatur hubungan manusia dengan
dirinya sendiri maupun dengan oranglain. Maka, keimanan ini harus jelas
ditunjukkan secara nyata. Karena hukum syara' menghukumi yang dhahir. B ukan
semata-mata karena sudah cukup merasa beriman saja maka tidak perlu menutup
aurat dsb. Bahkan jika memang benar-benar beriman, maka seharusnya tak ragu
lagi untuk mengamalkan apa-apa yang diperintahkanNya.
Memang
ini adalah salah satu akibat mengakarnya kehidupan sekularisme. Kehidupan
dimana manusia memisahkan antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Dalam
keduniaan, ia melakukan hal-hal "dunia" saja tanpa terikat dengan
aturan Tuhan. Dan urusan akhirat dia selesaikan "berdua" saja
dengaNya. Yang dimaksud Ibadah adalah dimanapun dan kapanpun kita tetap terikat
pada Alllah. Ada "idraak sillah billah." yaitu perasaan bahwa kita
tetap berhubungan dengan Allah setiap waktu. Maka kita akan mengikatkan setiap
kegiatan kita pada aturan Allah.
Islam
amatlah berbeda dengan agama lainnya. Islam amatlah istimewa, karena ia bukan
hanya agama namun juga ideologi. Berbeda dengan agama lain yang hanya berdiri
sebagai "agama" dan bukan ideologi. Ini dapat dibuktikan dengan
adanya Sistem Politik Islam dan tidak adanya Sistem olitik Nasrani. Adanya
Sistem Ekonomi Islam namun tak ada Sistem Ekonomi Katholik. Adanya Sistem
Pendidikan Islam dan tak adanya Sistem Pendidikan Hindu. Inilah sempurnanya
Islam. "inna ad diina 'inda Allaah al Islaamu." sesungguhnya agama
disisi Allah hanyalah Islam. Tak perlu
diragukan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar